Kenapa Wanita Lebih Cepat Dewasa?

Posted by Hendra Cs Minggu, 29 Mei 2011 23.44 2 komentar
Ilustrasi dok: ThinkstockTRIBUNNEWS.COM – Dibandingkan dengan kaum laki-laki, wanita memang lebih cepat dewasa. Wanita lebih mudah mengatur kesejahteraan psikologis mereka dibanding laki-laki setelah masa remaja. Peneliti dari Departemen Psikologi Univercity of Alberta, Kanada Nancy Galambos mencoba mempelajari bagaimana remaja usia 18 sampai 25 tahun melakukan transisi dari remaja ke dewasa.
Menurut penelitian tersebut dikatakan perempuan memiliki tingkat yang lebih tinggi untuk gejala depresi dan rendah harga diri dibanding laki-laki seusia mereka.
Remaja merupakan tahap transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan dewasa secara penuh. Seiring bertambahnya waktu,
secara biologis mereka mengalami perubahan menjadi orang dewasa. Tetapi secara emosional bisa jadi tidak sepenuhnya matang.
Hasil lainnya menunjukkan, meskipun mereka sudah menjadi dewasa dan dihadapkan dengan keragaman pilihan hidup, wanita terlihat lebih mudah berdamai dengan diri mereka sendiri ketika menginjak usia 20-an.
Penelitian lainnya yang diumumkan dalam Journal Developmental Psychology menambahkan kalau kemampuan mengatur psikologis dalam diri wanita menjadikan wanita lebih mudah menerima kesetaraan gender yang biasanya bergejolak pada masa remaja.
Saat remaja laki-laki lebih membeda-bedakan mana yang memang pantas dilakukan laki-laki dan mana yang hanya pantas dilakukan oleh wanita.
"Fakta bahwa wanita muda lebih cepat dewasa dibanding laki-laki muda memang sudah sering kita dengar, tapi penelitian ini adalah kejutan yang bisa melengkapi cerita yang ada," ujar Galambos.

Romantisme Pasutri Hanya Bertahan Dua Tahun

Posted by Hendra Cs 23.41 0 komentar
Romantisme Pasutri Hanya Bertahan Dua TahunTRIBUNNEWS - Sebuah studi baru di Italia menemukan bahwa nyala romantisme hanya bertahan dua tahun. Setelah itu hormon Anda akan mengalami penurunan dan berujung pada kegagalan sebuah hubungan bila tidak dipupuk
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya kehadiran hormon yang berbeda dalam darah di berbagai tahap percintaan. Hormon tersebut awalnya akan menciptakan hasrat romantis dan memudar setelah dua tahun.
Para peneliti tersebut menggunakan tes darah untuk menentukan berbagai tingkat hormon yang terdapat dalam tubuh para pesertanya. Peserta penelitian tersebut terdiri dari pasangan yang baru memulai hubungan sampai pada pasangan yang membangun hubungan selama bertahun-tahun.
Dari situlah tampak adanya faktor pertumbuhan saraf yang disebut neurotrophins dan jumlahnya melebihi tingkat normal pada saat mereka menikmati jatuh cinta tahap awal.
Tapi semua itu akan berkurang dan hilang pada pasangan yang sudah menjalani hubungan sampai dua tahun.
Para ilmuwan dari Univesity of Pisa menemukan solusinya dengan meningkatkan hormon oksitosin. Hormon ini disebut dengan "hormon berpelukan" karena menimbulkan perasaan nyaman setelah berpelukan meskipun telah bersama-sama selama beberapa tahun.

Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net